Sunday, December 12, 2010

jalan pulang

kepergian
lembut menghempaskan dedaunan
menyisakan dahan menuju gemericik sungai
yang menyatu dalam samudera

kepergian
menutup wajah matahari
bola mata menggumpal awan
berderai tanpa isak menyatu bersama hujan

di tepian senja Papandayan
masihkah ada jalan pulang untuk ku

::  firman rissaldi  ::

Thursday, December 2, 2010

kubentangkan puisi

dengar
     angin berkisah
               di dahan bambu
                      menyentuh rasa

kupuisikan ingin
     kugoreskan angan
                yang membiru
                      membentang tak bertepi

::  firman rissaldi  ::

Wednesday, December 1, 2010

KEDISIPLINAN & KEBIASAAN

Seorang anak muda dengan ransel lusuh di punggung, berangkat dari sebuah desa menuju kota untuk mewujudkan cita-cita. Dia sadar sepenuhnya, keluarganya yang miskin akan sulit berkembang jika hanya berharap pada sepetak sawah warisan. Berangkat di kota menjadi pilihannya. Di tengah perjalanan dia bertemu dengan seorang bapak tua. Singkat cerita, Si Bapak Tua mengajaknya untuk bekerja di rumahnya.

Rumah Bapak Tua sangat besar dan megah layaknya istana. Pagar tinggi menjulang dengan gerbang terbuka secara otomatis. Seorang Satpam terlihat menjaga gerbang rumah. Melangkah lebih jauh ke dalam, Si Anak Muda dibuat terkagum-kagum dengan taman dan kolam renang yang indah.

Setelah memilihkan salah kamar untuk bekerja, Si Bapak Tua menyediakan sebuah komputer dan memberikan sebuah buku dengan judul "Komputer Untuk Pemula".

"Hai Anak Muda, saya minta kepada kamu untuk mengetik ulang buku ini di komputer. Jangan keluar rumah sebelum tugas ini selesai. Ingat, saya akan datang lagi seminggu kemudian", Bapak Tua dengan penuh wibawa mengarahkan si Anak Muda.

"Tapi Pak ... saya belum pernah menggunakan komputer", Anak Muda itu terlihat gugup.

"Coba saja dulu, baca buku itu. Saya akan minta pembantu di sini menjamin kebutuhan makan kamu selama saya pergi", Si Bapak Tua tersenyum, memberikan energi positif pada Anak Muda.

Keesokan harinya Si Anak Muda mengerahkan seluruh pikiran dan tenaga untuk fokus pada buku itu. Bab demi bab dipelajari. Setiap selesai satu bab, Anak Muda itu langsung mempraktekkan. Sementara itu pada saat bersamaan, pembantu di rumah tidak lupa menyediakan minuman dan makanan sebagaimana perintah sang majikan.

Demikian aktivitas yang dilakukan Si Anak Muda, sejak matahari terbit hingga larut malam. Tanpa disadari Si Anak Muda sudah terbiasa menggunakan komputer dan mengetik. Namun di dalam hati Si Anak Muda muncul kebosanan. Walaupun disediakan makanan dan minuman berlimpah dia tidak nyaman kalau harus terus menerus terkurung di kamar. Menjelang pertemuan dengan Bapak Tua waktu terasa lambat bergerak.

Seminggu berlalu, Si Anak Muda sudah tidak tahan lagi untuk keluar dari rumah itu. Dia bermaksud menyampaikan maksudnya kepada Bapak Tua untuk keluar dari rumah ini dan mencari pekerjaan lain. Menjelang sore, akhirnya Si Bapak Tua masuk ke kamar.

"Bapak Tua, saya tidak betah berada di kamar ini. Saya akan mencari pekerjaan yang lain. Saya tidak sanggup terkurung di dalam kamar ini terus menerus", Si Anak Muda berbicara sambil menatap lantai.

"Wahai Anak Muda, tidak sekalipun aku berniat mengurungmu di sini. Coba perhatikan dirimu sekarang, bandingkan dengan kondisi seminggu yang lalu. Kamu sekarang bisa menggunakan komputer, jari-jarimu terlatih untuk mengetik. Sesungguhnya kamu telah berhasil meningkatkan skill dan pengetahuan", Bapak Tua berbicara sambil tersenyum.

Lihat dunia luar, butuh ketrampilan dan pengetahuan agar dapat bekerja di tempat yang layak. Selama seminggu ini kamu telah mempelajari arti sebuah KEDISIPLINAN dan KEBIASAAN. Sekarang kamu siap bekerja dengan keterampilan yang kamu miliki”.